Kwarcab sibolga hadiri undangan PPLBPPB-SU
Rapat yang diadakan dalam upaya menyatukan persepsi dan
pemahaman agar pelaksanaan seminar budaya mencapai tujuan yang maksimal dan
menentukan pelaksana kegiatan antar PP LBPPB-SU atau Kwarcab Kota Sibolga yang
sama-sama memiliki pemikiran untuk melaksanakan sekaligus menyukseskan seminar
tersebut, mengemuka berbagai ide dan gagasan.
“Tujuan rapat ini
diadakan dalam upaya menyatukan persepsi dan pemahaman untuk pelaksanaannya
mencapai tujuan yang maksimal dan siapa yang akan melaksanakan kegiatan seminar
ini, apakah dari pihak Pengurus Pusat Lembaga Budaya Pesisir Pantai Barat
Sumatera Utara (PP.LBPPB-SU) atau Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Sibolga
yang sama-sama memiliki pemikiran untuk melaksanakan sekaligus menyukseskan
seminar ini.
“Seminar ini dilaksanakan karena keprihatinan masyarakat
tentang adat-istiadat budaya pesisir yang mulai memudar bagi generasi muda saat
saat ini. Seminar ini nantinya akan dihadiri oleh para pemikir dan tokoh-tokoh
adat masyarakat pesisir yang ada di Medan, mereka akan siap turun untuk
menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk kesuksesan seminar ini nantinya juga
para Tokoh Masyarakat dari semua etnis, unsur dari kecamatan dan kelurahan,
unsur dari tenaga pendidik (guru), unsur kepemudaan yang bernaung di KNPI,
unsur para mahasiwa dan para pelajar se – kota sibolga yang diperkirakan
keseluruhan berjumlah 250 orang. “ ujar Camat Sibolga Selatan, Sahat Simatupang.
Ketua PPLBPPB-SU, Radjoki Nainggolan berharap nantinya hasil
seminar tersebut dapat dijadikan menjadi Perda Kota Sibolga, agar menjadi acuan
kebudayaan pesisir di Sibolga dan Tapteng terkhusus di Sibolga
“Kegiatan ini direncanakan akan terlaksana pada bulan
Nopember tahun 2013, yang menjadikan dasar pemikiran kegiatan ini adalah
pembagian wilayah etnis pesisir Sibolga – Tapanuli Tengah, yang dimana nanti
hasil dari seminar ini akan diusulkan ke DPRD untuk disusun menjadi suatu
Peraturan Daerah Pemerintah Kota Sibolga.” Jelas Ketua PPLBPPB-SU.
Sementara itu Ketua Kwarcab Kota Sibolga, Nurdin Z
mengutarakan bahwa seminar yang direncanakan merupakan bentuk keprihatinan
masyarakat dan generasi muda khususnya yang bernaung di dalam organisasi
kepramukaan tentang adat-istiadat budaya pesisir yang telah memudar bagi
khalayak ramai saat ini. Sehingga dirasa perlu melaksakan seminar budaya
berdasarkan kajian ilmiah para ahli kebudayaan.
“Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka Kota Sibolga memiliki pandangan yang berbeda tentang
pelaksanaan kegiatan seminar ini, seminar ini harus dilaksanakan berdasarkan
Kajian Ilmiah, perencanaan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Sibolga seminar
ini akan dilaksanakan dengan menggunakan judul ‘MENGEMBALIKAN SIBOLGA –
TAPANULI TENGAH KEBUDAYA PESISIR YANG SESUNGGUHNYA ‘. Dengan tujuan memperkuat
adat pesisir kepada pemerintah dan masyarakat,”ucap Nurdin
Budayawan Sibolga-Tapteng, Edi Saputra juga menambahkan
bahwa seminar yang akan dilaksanakan merupakan suatu tehnik mengambil keputusan
secara kajian ilmiah. Sebab Etnis Budaya Pesisir merupakan Etnis ke – 8 di
Sumatera Utara. Syarat-syarat sebuah etnis meliputi dari, segi bahasa, yang
dimana kebanyakan orang sekarang ini bilang bahasa ba-iko, mempunyai adat
istiadat yang lebih dikenal dengan adat Sumando Pesisir , adanya suatu wilayah
dan memiliki ciri khas terutama pakaian adat pesisir Taluk Balango dan kesenian daerah. Sibolga – Tapteng bukan Batak
tapi Pesisir sebab sudah di sampaikan langsung dari Penuturan Museum BataK yang
ada di daerah Balige-Sumut.
“Salah seorang Profesor Akademisi mengatakan, Buat Apalah
Diadakannya Suatu Adat Dan Budaya Kalaulah Tidak Menjadi Pedoman Suatu
Masyarakat “ terang Edi.
Dalam rapat tersebut turut juga hadir Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan
(Pusdiklat) Gerakan Pramuka Cabang Kota Sibolga, Roslina Harahap, S. Pd
Mat,Sekretaris Kwarcab, Adil Saputra Hasibuan, SE, Andalan Cabang Kota Sibolga
Dahlia Sinaga, Halimatus Sakdiyah Siregar, S. Pd, Mirwan Tanjung (Andalan), Dewan
Kerja Cabang (DKC) Gerakan Pramuka Kota Sibolga, Putma Suryadi dan Arya Wirawan Panjaitan. (Arya)
0 Komentar